Mengajar anak usia empat dan lima tahun memang membuat Bethan
menghabiskan banyak waktu untuk berjongkok dan duduk di kursi kecil
dengan muridnya.
"Lalu ketika aku berdiri, semuanya jadi gelap
dan aku seperti melihat bintang. Aku tak bisa melihat dan benar-benar
kehilangan keseimbangan. Jadi aku harus berdiri dan diam ketika tidak
bersama anak-anak," kata Bethan yang berasal dari Old Clowyn, North
Wales ini.
Bethan mencoba mendiagnosa bahwa apa yang ia rasakan
merupakan gejala flu dan tekanan darah rendah lah yang mengakibatkan
kepalanya pusing. Namun, tak hanya itu, Bethan juga harus berjuang untuk
fokus saat matanya tidak jelas ketika menatap layar komputer atau
menandai tulisan di buku.
Tapi, wanita berusia 26 tahun ini
akhirnya mengetahui bahwa berat badannya lah yang menjadi penyebab
masalah kesehatan yang dia alami. Bethan pun mencari bantuan pertama
kali dengan menggunakan kacamata. Saat ke dokter, ahli saraf mengatakan
Bethan menderita benign intracranial hypertension atau hipertensi
intrakranial jinak.
Kondisi ini jarang terjadi di mana ketika
tekanan cairan menumpuk pada tengkorak, saraf optik akan teremas.
Padahal, saraf optik yang terletak di belakang mata berguna membawa
pesan penting untuk otak. Mengetahui hal itu, Bethan tahu bahwa hidupnya
tengah berisiko.
Hipertensi intrakranial jinak mempengaruhi
sekitar 1.750 orang di Inggris setiap tahunnya. Sebagian besar dari
mereka adalah perempuan obesitas pada usia produktif, meskipun kondisi
ini juga menyerang pria dan anak-anak. Walaupun terkait dengan berat
badan, penyebab pasti kondisi ini juga belum diketahui.
"Menakutkan
ketika aku pergi ke optik dan berpikir mendapat kacamata baru, dokter
mengatakan hal itu dan aku diberi tahu berisiko kanker kemudian diminta
melakukan scan. Ketika seseornag berkata ada yang salah dengan otak
Anda, itu sangat menakutkan," kata Bethan.
Ahli saraf menjelaskan
jika kondisi itu tidak segera diatasi, maka secara permanen sarafnya
akan rusak dan bisa menyebabkan kebutaan. "Dia mengatakan bahwa
menurunkan berat badan bisa membantu mengurangi tekanan dan ia
menyarankan untuk operasi bariatrik," tutur Bethan seperti dilansir
Mirror, Jumat (23/8/2013).
Di sekolah, Bethan memang lebih gemuk
dan lebih tinggi dibanding gadis-gadis lain. Tapi, berat badannya
melonjak ketika ia masuk universitas di Wrexham, North Wales dan mulai
pelatihan guru. Setiap hari, Bethan juga jarang memasak sendiri dan
lebih memilih untuk membeli pizza atau garlic bread.
Ketika ada
waktu luang, ia menghabiskannya dengan makan-makan serta minum bersama
temannya. Bethan sempat berharap bisa menurunkan berat badannya ketika
ia mulai bekerja di taman kanak-kanak di Nottingham. Ia juga ikut klub
untuk melangsingkan tubuh tapi gagal.
Salah satu penyebabnya,
Bethan memiliki sindrom ovarium polikistik, masalah endokrin yang
mempengaruhi indung telur dan membuatnya sulit untuk menurunkan berat
badan. Hingga akhirnya bobot tubuhnya mencapai 157 kg dan menggunakan
pakaian ukuran 28.
"Aku merasa tidak enak dan jelek juga sering
sesak napas. Aku tahu aku tidak sehat tapi aku juga tidak pernah punya
masalah kesehatan yang serius," kata Bethan. Untuk mengatasi
obesitasnya, keluarga akhirnya memutuskan agar Bethan melakukan operasi
bariatrik di Spire Weight Loss Surgery di Wrexham pada bulan Desember
2011.
Ahli bedah pun memilih memotong sebagian lambung di manan
sistem pencernaan kembali diarahkan melewati sebagian besar perut
sehingga Bethan bisa mencerna lebih sedikit makanan dan merasa kenyang
lebih cepat. Operasi itu membuat Bethan tidka merasa lapar dan ahli gizi
juga membantunya mengganti makanan dengan buah, salad, dan pasta.
Dalam
16 bulan, berat badan Bethan berkurang 69 kg dan kini bobotnya 88 kg
dengan ukuran baju 14. Seiring menurunnya berat badan Bethan, tekanan
pada otak dan pembengkakan saraf optiknya juga menurun. Perlahan-lahan
kondisi tubuh Bethan mulai normal dan tidak pusing. Tubuh langsingnya
juga membuat ia lebih bernergi untuk mencoba hal baru seperti sering
berkeliling kelas dan ikut kelas gym.
Menurut Dr Mark Doran, ahli
saraf di Spire Yale Hospital yang mendiagnosa Bethan, hipertensi
intrakranial jinak adalah suatu kondisi langka yang mempengaruhi satu
atau dua di setiap 100.000 orang. 95 Persen kasus terjadi pada wanita
obesitas usia produktif.
"Otak bermandikan cairan dan ketika
tekanan naik, ada tonjolan keluar yang membuat saraf optik yang membawa
informasi dari mata ke otak, tertekan hingga menyebabkan kerusakan
ireversibel," kata Dr Doran.
Ia menambahkan orang-orang akan
sering melakukan pemeriksaan mata setelah menderita sakit kepala atau
masalah penglihatan dan optik akan menemukan pembengkakan pada saraf
optik kemudian merujuknya ke ahli saraf.
"Penyebabnya tidak
diketahui tapi perawatan medis yang terbukti paling baik dalah
menurunkan berat badan. Jika pasien tidak mengontrol berat badannya,
mereka bisa berakhir dengan kebutaan. Tapi sebagian besar orang umumnya
akan membaik jika mereka mengikuti saran medis," lanjut Dr Doran.
sumber : http://edan77.blogspot.com/2013/08/wanita-cantik-plus-bening-ini-berisiko.html